Judul Buku : Love, Peace, and Respect
Penulis : Lalan Takhrudin
Penerbit : Mizania
Cetakan : Pertama,
Januari 2016
Tebal : 320 Halaman
ISBN : 978-602-1337-86-8
Penerapan manusia perlu
penting dalam menjalani aktivitas yang dibekali oleh emosi dan perbuatan. Salah
satu kewajiban yang dilakukan oleh Allah SWT adalah rajin berilmu dan bekerja
sungguh-sungguh demi mengapai hasil yang dicapai. Perlu tindak lanjut sebagai
manusia yang bermutu dan berkualitas senantiasa punya impelentasi akhlaq baik
dari segi akhlaq maupun perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Buku ini berisi tentang seorang manusia perlu membangun
akidah akhlaq sesuai nilai ajaran nilai dan rasul sebagai pedoman hidup. Mungkin
isi buku ini tentu secara berimbang, lugas, dan penuh memberikan wawasan kepada
pembaca. Artinya kumpulan artikel islami itu tentu sangat menangkap nilai dan
sisi akhlaq daripada memiliki kehidupan yang begitu ketat.
Terdapat banyak ringkasan melalui Al-Qur’an dan hadits
tentang merangkai suatu akhlaq dan membangun karakter dalam perilaku dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Baik dari spiritual jiwa, menelaah bipolar,
maupun kementalan jiwa terhadap gaya hidup Rasulullah SAW.
Ketahuilah bahwa orang-orang besar bila pernah bertemu seseorang, walaupun
sudah berminggu-minggu, mereka masih ingat dengan baik siapa oran itu. Karena
itu, belajarlah untuk mengingat orang-orang yang diperkenalkan kepada Anda.
Sebab, dengan demikian sudah barang tentu Anda akan dapat memperluas khazanah
sahabat-sahabat Anda. Jangan sekali-kali Anda melupakan atau berpura-pura lupa
dengan nama orang lain. Jangan pula Anda memanggil nama orang dengan panggilan
yang sangat tidak disukainya. Ikutilah selalu jejak Rasulullah Saw. Beliau
tidak pernah memanggil para sahabatnya dengan panggilan yang tidak menyejukkan
hatinya (Hal 33).
Kita adalah manusia yang beradab. Karena itu, harus
daapat bertimbang rasa terhadap sesama kita. Bertimbang rasa itu ternyata jauh
lebih besar manfaatnya bagi kita daripada tidak bertimbang rasa. Tetapi,
janganlah sekali-kali mengartikan bertimbang rasa ini dengan menganggap orang
lain lebih rendah daripada kita, itu sikap yang tak selayaknya dimiliki oleh
orang-orang yang beradab. Itu kesalahan besar yang banyak dilakukan irang,
misalnya, suka menertawakan pendapat orang lain setelah orangnya berlalu dari
hadapannya. Padahal, keyakinan orang lain, baik tentang agama, politik, sikap,
dan pandangan hidupnya, atau di bidang apa saja, jangan diejek, dilecehkan, dan
dhina, melainkan harus dihormati. Kita harus dapat memberi tempar untuk
pendapat dan keyakinan orang lain (Hal 47).
Tata pergaulan adalah aturan-aturan yang harus kita
jalankan ketika bergaul dengan orang lain. Untuk itu ada aturan-aturan yang manjur
dari Rasulullah Saw. Aturan-aturan ini harus kita taati jika ingin diterima dan
disenangi oleh orang-orang yang bergaul dengan kita.
Aturan-aturan apakah yang diberikan Rasulullah Saw. Itu?
Kalaulah rajin menelusuri jejak beliau melalui catatan sejarah, Anda akan
menemukan bahwa dengan bergaul dengan para sahabat dan orang banyak, beliau
sangat memperhatikan apa yang disebut dengan “tata krama”.
Karena itu, berhati-hatilah kita membawa diri. Lebih baik
kita bersikap merendah atau mengalah untuk kemenangan, daripada ngotot inging
selalu menang, tetapi yang didapati hanyalah kerugian dari kebencian orang.
Marilah kita latih diri kita untuk dapaat berlapang, dada, berjiwa besar dalam
menghadapi orang-orang, sebab, “Tiada
seorang mukmin melihat sesuatu yang memalukan saudaranya, kemudian ia
menutupinya, melainkan ia akan masuk surga!” Demikian sabda Rasulullah Saw.
Dalam hadis riwayat Abu Daud.
Itulah beberapa ringkasan tentang akidah akhlaq dalam
membangun jiwa manusia yang mandiri dan beradab. Perlu digarisbawahi seorang
muslim tentu menerapkan Al-Qur’an dan Hadits terhadap membangun karakter baik
dari ibadah, menghormati orang tua, menjaga lisan, maupun menambah keimanan
terhadap Allah SWT.